Berita

 Network

 Partner

Ikuti Kabarnegeri.com

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

PERUBAHAN DAN PERTENTANGAN SEORANG GURU DI MINANGKABAU DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A.A. NAVIS

Redaktur:

Oleh: Widiarti Arsia Putri (Mahasiswi Universitas Pamulang Fakultas Sastra Indonesia)

 

Konflik Antara Tradisi dan Modernitas

Dalam kisah “Robohnya Surau Kami,” ada pertentangan antara cara hidup yang sudah lama dipegang teguh oleh masyarakat Minangkabau dengan ide-ide baru yang dihadirkan oleh tokoh bernama Haji Abdul Karim. Mari kita bahas ini dengan bahasa yang lebih sederhana. Dahulu, di desa Minangkabau, orang-orang hidup sesuai dengan tradisi mereka yang sudah turun-temurun. Mereka punya adat istiadat, norma-norma sosial, dan cara hidup yang diwariskan dari generasi ke generasi. Tapi kemudian, datanglah seorang tokoh bernama Haji Abdul Karim. Dia membawa ide-ide baru yang diambil dari negara Barat. Ide-ide ini termasuk cara berpakaian yang lebih modern, gagasan-gagasan pendidikan yang berbeda, dan cara hidup yang lebih canggih.

Konflik utamanya timbul ketika ide-ide modern Haji Abdul Karim bertabrakan dengan nilai-nilai tradisional masyarakat Minangkabau. Salah satu perbedaan besar terjadi dalam hal pemahaman agama. Beberapa orang menerima ide-ide baru ini sebagai kemajuan, sementara yang lain merasa takut kehilangan identitas dan nilai-nilai tradisional mereka. Pertentangan ini juga menciptakan perbedaan antara generasi yang lebih tua, yang cenderung mempertahankan tradisi, dengan generasi yang lebih muda yang mungkin lebih terbuka terhadap perubahan. Konflik antara tradisi dan modernitas dalam cerita ini menciptakan ketegangan di antara masyarakat yang ingin mempertahankan cara hidup lama mereka dan mereka yang membawa ide-ide baru yang dianggap modern.

Peran Agama dan Dinamika Sosial Masyarakat

Di dalam cerita “Robohnya Surau Kami,” agama memiliki peran penting dalam membentuk cara hidup dan pandangan dunia masyarakat Minangkabau. Orang-orang di desa ini hidup berdasarkan ajaran agama mereka. Tapi, konflik muncul karena ada kelompok yang memegang teguh tradisi lama dan ada yang ingin mengadopsi ide-ide baru.

Pertentangan ini seringkali berkaitan dengan cara orang mengartikan ajaran agama. Misalnya, ada orang yang melihat agama sebagai landasan untuk mempertahankan tradisi dan nilai-nilai lama. Sementara itu, ada juga yang berpandangan bahwa agama bisa diartikan secara lebih modern, mendukung perubahan, dan membuka diri terhadap ide-ide baru. Peran agama di sini bukan hanya sebagai pedoman spiritual, tetapi juga menjadi sumber ketegangan antara kelompok yang ingin mempertahankan tradisi dan kelompok yang ingin membawa perubahan dengan memandang agama dari perspektif yang lebih fleksibel.

Kabarnegeri.com memiliki tujuan untuk menyebarkan fakta secara up to date, aktual, serta mengungkap realita yang tidak diungkapkan oleh media lain.

Ikuti Kabarnegeri.com

Get it on Google play store
Download on the Apple app store