Bambang Brodjonegoro: Kunci Mencapai Indonesia Emas 2045 Ada Pada Hilirisasi dan Manufaktur
Redaktur: Yoshi
Jakarta— Dalam Pelatihan Executive Education Young Political Leaders Batch-16, Selasa (27/8/2024) yang diselenggarakan oleh Golkar Institute, Bambang Brodjonegoro, mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan, menegaskan bahwa kunci keberhasilan Indonesia mencapai visi Indonesia Emas 2045 terletak pada penguatan hilirisasi sumber daya alam serta peningkatan sektor manufaktur. Menurut Bambang, kedua sektor ini memiliki potensi besar untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional, mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah, serta mendorong penciptaan lapangan kerja yang berkualitas.
Bambang menjelaskan bahwa hilirisasi adalah proses vital yang tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas nasional, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk mempersiapkan Indonesia menghadapi era pasca-bahan mentah. “Jika kita terus mengandalkan ekspor bahan mentah, kita akan kehilangan momentum untuk berkembang menjadi negara industri maju. Hilirisasi adalah upaya untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam kita dengan menghasilkan produk bernilai tinggi yang dapat bersaing di pasar global,” kata Bambang.
Bambang menyoroti peran penting hilirisasi dalam menciptakan rantai nilai ekonomi yang lebih panjang dan berdampak besar pada perekonomian Indonesia. Hilirisasi memungkinkan Indonesia untuk menghasilkan produk turunan yang bernilai tambah tinggi, seperti produk olahan mineral, bahan kimia, dan energi terbarukan. Dengan demikian, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada pasar global yang fluktuatif dan lebih mengoptimalkan penggunaan sumber daya domestik.
“Pemerintah telah memulai langkah besar dalam hilirisasi nikel, namun kita harus memperluas ini ke komoditas lain seperti bauksit, tembaga, dan kelapa sawit. Dengan hilirisasi yang terintegrasi, kita dapat membangun industri-industri baru yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta menggerakkan ekonomi nasional menuju arah yang lebih stabil dan progresif,” jelas Bambang.
Selain hilirisasi, Bambang juga menekankan pentingnya sektor manufaktur sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi di masa depan. Menurutnya, hilirisasi yang sukses harus didukung oleh industri manufaktur yang kuat agar Indonesia dapat memproduksi barang jadi yang berdaya saing global.
“Manufaktur adalah kunci untuk menciptakan industri yang berkelanjutan. Tanpa sektor manufaktur yang kompetitif, hilirisasi hanya akan berjalan setengah hati. Oleh karena itu, kita perlu memperkuat basis industri dengan teknologi, inovasi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia,” tambahnya.