Dito Ariotedjo Hadir di Golkar Institute, Berbagi Pengalaman Menjadi Pemimpin
Redaktur: Yoshi
Jakarta- Menteri Pemuda dan Olahraga yang juga kader Partai Golkar, Ario Bimo Nandito Ariotedjo (akrab disapa Dito) berbagi pengalaman memimpin organisasi di Golkar Institute. Kepada para peserta Executive Education Program for Young Political Leaders Angkatan 13, Dito membeberkan bahwa Partai Golkar memberi ruang yang besar bagi anak-anak muda yang mau terjun ke dunia politik. Dito menyebut bahwa salah satu bukti Partai Golkar memberikan ruang kepada anak muda adalah Golkar memberikan kesempatan dirinya menjadi Menpora.
“Itulah kehebatan dan keterbukaan Golkar. Golkar memberikan kesempatan kompetisi yang sama dari lintas generasi. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama”, ujar Dito, Rabu (30/8/2023) di Airlangga Classroom, DPP Partai Golkar.
Kepada kader-kader muda Partai Golkar, Dito mengisahkan bahwa sebelum berlabuh ke Golkar, ia sudah melakukan riset semua partai politik. Namun, pilihannya jatuh ke Golkar. Sejak saat itu, ia mulai aktif di Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI). Ia berpesan agar politisi muda Golkar terus mengasah diri.
“Kalau masuk politik, harus kuatkan jiwa dan mental. Politik itu adalah tatanan paling tinggi di kehidupan. Kita bertanggung jawab ke banyak orang. Jadi butuh spesifikasi yang tinggi”, ujarnya lagi.
Sejak ditunjuk sebagai Menpora, Dito terus mendorong agar Pemerintah Daerah mengalokasikan dana khusus untuk kepemudaan dan keolahragaan. Dito pun menyampaikan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri agar Pemda mengalokasikan dana khusus bagi pengembangan pemuda dan olahraga.
“Bagaimana caranya tiap Dinas Pemuda dan Olahraga (di daerah) memiliki komitmen membuat program di daerah. Dan itu belum ada suatu kewajiban bagi dinas membuat penganggaran program di daerahnya. Pak Mendagri sudah OK, sudah keluar Surat Edaran mewajibkan tahun 2024 harus wajib menganggarkan anggaran olahraga dan pelayanan keolahragaan”, lanjut Dito.
Dito kemudian berbagi cerita saat pertama kali diangkat sebagai Menteri. Ia mengaku segan karena harus berada diantara anggota Kabinet lain yang berumur jauh lebih tua.
“Awalnya minder lah”, kata Dito disambut tawa peserta.
Namun kini, menurut Dito, para senior-senior di Kabinet sudah menganggap dirinya seperti anak atau adik. Yang terpenting bagi Dito adalah berusaha menempatkan diri dengan baik dan selalu menghormati orang lain.(*)