MELOMPAT GAYA BELALANG ATAU BERENANG GAYA BATU
Redaktur: M Tahir
Oleh : Vindyarto Purbalinarko
Kabarnegeri.com— 24 Februari 2022 Presiden Rusia Vldimir Putin memulai operasi khusus dibeberapa bagian wilayah Ukraina, kemampuan intelijen Rusia dalam membaca pergerakan rencana USA dan Sekutunya Uni Eropa menjadi langkah yang tepat diambil Rusia untuk melakukan operasi khusus jika melihat situasi global awal 2024 ini.
Kebutuhan Pangan dan energi dan sumber daya industri menjadi hal yang diburu oleh Negara-negara maju, semua ini menjadi nampak ketika perang dagang Amerika dan Tiongkok dimulai pada Tahun 2018.
Bagaimana pun Amerika adalah Negara super power dunia dan akan tetap terus menjaga tahta kekaisarannya, Donald Trump menempuh jalan lain dalam menghadapi Tiongkok, tidak ada perang militer baru diera kepemimpinan Donald Trump.
Rusia Negara yang sangat luas dan memiliki kelimpahan aneka sumber daya alam, wilayah yang memang menjadi target utama kekaisaran amerika dan uni eropa, melumpuhkan rusia akan melumpuhkan tiongkok, rusia adalah sumber utama tiongkok disektor minyak dan gas bumi.
Rusia dan Tiongkok memahami hal ini dan telah membaca dengan sangat baik peta politik dan ekonomi global, keangkuhan Amerika dan Uni Eropa didaratan Afrika, timur tengah dan amerika latin telah menjadi bidikan Tiongkok dan Rusia dimasa depan akan peran apa yang akan mereka mainkan di 3 wilayah tersebut.
Dengan semboyan Ketulusan, hasil nyata, persahabatan, itikad baik dan mengupayakan kebaikan yang lebih besar serta kepentingan bersama Tiongkok memulai hubungan dengan Negara-negara Afrika, Amerika Latin dan Timur Tengah.
Deklarasi Johannesburg tahun 2002 dimana Afrika selatan menjadi tuan rumah adalah gerakan besar yang menjadi pondasi kuat rasa senasib dan sepenanggungan Negara-negara afrika, deklarasi ini diboikot oleh Amerika Serikat .
Tahun 2018 saat perang dagang melawan Tiongkok dideklarasikan oleh Presiden Amerika Donald Trump, Beijing Tiongkok menjadi tuan rumah pelaksanaan KTT Forum Kerjasama Tiongkok-Afrika, 50 Kepala Negara afrika – 27 Organisasi Internasional – PBB hadir. Lahirlah Program Belt & Road Initiative Tingkok di Daratan Afrika, sebelumnya Belt & Road Tiongkok baru ditandatangani oleh Afrika Selatan pada tahun 2015.
Setahun kemudian 2019 giliran Sochi Rusia menjadi Tuan Rumah KTT Rusia Afrika yang dihadiri 43 Kepala Negara Afrika dan Ribuan Delegasi Bisnis, dimulailah kesepakatan energy nuklir rusia di afrika selain kerjasama energi lainnya, pangan, pendidikan, kesehatan, industry bahkan pertahanan keamanan.
Benua afrika adalah Negara-negara miskin yang dipenuhi kelimpahan sumber daya alam, dengan penduduk lebih dari 1,3 Milyar orang menjadi pasar produk yang menjanjikan dimasa depan, inilah kenapa Rusia dan Tiongkok harus memenangkan pasar ini.
Saat perang Rusia dengan Ukraina bergulir, dimana Rusia mendapatkan 12 Paket Sanksi oleh Amerika Uni Eropa dan Sekutu Amerika bahkan Rusia dikeluarkan dari system Swift yang membuat Ekonomi Rusia berantakan, bahkan pemblokiran dan penyitaan Aset-aset Negara – Korporasi – Perseorangan rusia diluar negeri. Boleh dikatakan Rusia menghadapi Perang Hybrida.
Rusia mampu menghadapi Perang Hybrida ini karena kuatnya persatuan Organisasi SCO ( Shanghai Cooporation Organisation ) dan Uni Eurasia, bahkan secara tak terduga Maret 2023 Arab Saudi menyatakan bergabung dengan SCO.
Bergabungnya Arab Saudi ke SCO melenggangkan jalan Tiongkok dan Rusia ditimur tengah, Tiongkok mulai melakukan Diplomasi Agresif ditimur tengah, dimana wujud keberhasilan Diplomasi Tiongkok yaitu kembalinya Suriah dan Iran kepangkuan Liga Arab. Jadilah kini ada pondasi yang sangat kuat bagi Tiongkok dan Rusia di afrika dan timur tengah, tinggal amerika latin .
Pemblokiran dan Penyitaan Aset-aset Rusia diluar negeri ternyata melahirkan gerakan baru yang menjadi ketakutan bersama Negara-negara Non Sekutu Amerika dalam bekerja sama dengan Amerika dan Sekutunya.
India dan Brazil melihat kepiawaian Rusia menghadapi Perang Hybrida melawan Amerika Uni Eropa dan sekutu Amerika melalui SCO dan Eurosia mengambil langkah untuk lebih Agresif bekerjasama dengan Rusia dan Tiongkok, Organisasi BRICS yang berdiri sejak tahun 2001 yang beranggotakan Rusia – Tiongkok – Brazil – India – Afrika Selatan yang selama ini mati suri menjadi langkah yang harus dihidupkan kembali oleh Brazil dan India.
Brics Development Bank yang didirikan BRICS tahun 2014 menjadi langkah pertama untuk diagesifkan kembali, Mulailah dlilakukan pergantian nama menjadi New Development Bank (NDB) serta peningkatan modal bank dengan tujuan memobilisasi Infrastruktur dan Sumber Daya serta Proyek Berkelanjutan lainya dipasar Negara-negara berkembang. Bergabunglah UEA – Mesir – Uruguay – Bangladesh ke NDB.
Kejutan lainnnya hadir diawal tahun 2024 ini dengan bergabungnya Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Iran, Ethiopia, Mesir ke BRICS. Secara ekonomi kini PDB Brics mampu melewati PDB G7. Hal lainnya yang akan menjadi tekanan ke G7 adalah Populasi Negara-negara BRICS yang jumlahnya 4 kali lipat Negara-negara G7 serta kepemilikan Sumber Daya Alam Energi dan lainnya yang lebih dari 50% ada dinegara-negara BRICS.
Pergerakan diamerika latin tidak hanya dilakukan oleh Brazil tetapi juga dilakukan oleh Venezuela, Negara yang mendapat Sanksi berat diberbagai sector termasuk disektor Pembiayaan bank dan pembiayaan dalam bentuk apapun serta ancaman penangkapan Presiden Venezeula Maduro.
Brazil menjadi Negara Luar Negeri pertama yang dikunjungi Maduro pada Mei 2023 dan selanjutnya Arab Saudi pada Juni 2023 karena mendapat Jaminan tidak akan ada penangkapan, kini Amerika mulai meringankan sanski Venezuela dengan syarat minyak dijual ke Amerika.
Kini tingkat perdagangan menjadi berlipat-lipat naiknya diantara Negara-negara BRICS dan Perdagangan Negara-negara Anggota BRICS di Afrika – Timur Tengah – Amerika Latin dan Eurosia hingga lahirlah gerakan baru De Dollarisasi.
Perebutan sumber daya alam dan pasar jumlah populasi manusia menjadi hal yang memang terjadi sejak lama, hal yang seharusnya mendaapat perhatian sangat serius Indonesia, tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga seluruh rakyat Indonesia. Pergeseran pergerakan perubahan global ini harus disikapi dengan seksama.
Perlawanan kepada Kekaisaran Barat ( Amerika Uni Eropa ) pernah dilakukan anak bangsa yaitu Presiden Soekarno dengan KTT Asia Afrika pada Tahun 1955, jika dilihat hari ini Tiongkok dan Rusia ingin mewujudkan hal ini.
Perlawanan akan kekaisaran barat hari ini menciptakan panasnya situasi regional ditiap benua :
