Berita

 Network

 Partner

Ikuti Kabarnegeri.com

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Penyair Baru nih, Mau Tau? Baca Irsyad R Jusra

Penyair Baru nih, Mau Tau? Baca Irsyad R Jusra
Penyair Baru nih, Mau Tau? Baca Irsyad R Jusra.

Redaktur:

Jakarta– Deretan penyair Indonesia yang terkenal semacan Khairil Anwar, Kahlil Gibran, W.S Rendra, Supardi Joko Damono, Goenawan Muhammad, S.C Bachari, Widji Thukul dan lainnya mampu mengikat kita dengan kata dan diksi. Banyak generasi muda yang terpukau akan syair mereka, kali ini penyair muda kita datang dari Solok Sumetra Barat. Berikut deretan puisinya. Simak

Puisi: Irsyad R Jusra

Jalan Pulang

Pernah letih rel-rel tua itu memapah tapak ini

Sesampai diujung pembatasan sepasang besi tak jua bersua

Pernah tertatih kerikil itu menyapa lutut ini

sesampai di persimpangan masa

Kau tak jua berada.

 

Sudah bungkuk punggung gunung-gunung itu aku injak-injak demi mencari

Sudah terduduk rakit bukit-bukit itu aku sisir-sisir demi menemui

Namun Kau tak kunjung jua termukai

 

Ku hadang jalan pulang, Kembali ke rumah gadang

Balik bertekuk ke dalam diri , Ku ketuk tiga kali

Menjawab selaras bunyi, aku yang malu sendiri

Mencari kesana kemari, Ternyata kau disini

Menetap di rumah ini, Tinggal disini

Sendiri, Disini, di Hati ini.

 

Lampung, 2 April 2018

 

Duniawi

Biar jari menari bersama dawai melodi

Agar sunyi menyepi berbunyi seni

Sila tangisi tinggali hingga mengusir pergi

Agar hati mengerti apa Arti duniawi.

 

Solok, 7 Oktober 2018.

 

Sesingkat Kata

Ketika kata kita jadi kutu

Ketika mutu mata jadi mati

Ketika ragi raga jadi ragu

Ketika kaki kaku jadi keki

 

Sebab aku suram?

Sebab aku seram?

Sebab aku jalang?

Sebab aku lajang?

Sebab aku kera?

Sebab aku kere?

 

Sebab aku gila?,

ya aku bukan gula

Aku bukan permata

Aku bukan pertama

Aku bukan idaman

Aku bukan ada iman

 

Pergilah selagi lagu masih lugu

Lepaslah sebelum lupus jadi berlapis

Bergegaslah, bunuh semua benih yang berbenah

 

Copotlah semua bisa bisu itu

Sila kau berpaling

Cepatlah basa basi ini

Biar aku berpulang

 

 

Sajak masuk Angin

Kau angin yang setia ku hela dalam

Melala ke ubun turun merayapi paru terus mengalun

Kau angin pembisik pesan di percik malam

pengecup tipis bibir manis upaya pembangun

 

Kau angin sepoi pengipas kala  kemarau,

Sesampai disela hujan tersempat kau mengalut dingin

Dan Kau angin penyusup pusar yang terus mengacau

Hingga hadirnya cinta kian benar tersebut  masuk angina

 

Nyatanya

 

Katamu: “Asap sehisap tak henti kau santap”

Nyatanya, jiwa senyap tak henti kau kirim tuk jadikan lalap

 

Katamu: “Sebatang penyakit tak henti kau rakit”

Nyatanya, Indah rupamu menggilir warasku hinga terkilir

 

Katamu: “segumpal tembakau mulai buatmu sakau”

Nyatanya, setetes rindu mulai merisau hingga jiwa terpekik merarau

Kabarnegeri.com memiliki tujuan untuk menyebarkan fakta secara up to date, aktual, serta mengungkap realita yang tidak diungkapkan oleh media lain.

Ikuti Kabarnegeri.com

Get it on Google play store
Download on the Apple app store